MATARAM
.
Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Adiningrat memiliki budaya panahan yg tekniknya khas sejak Sultan Agung memerintah di Mataram. Bahkan busur-gendhewanya menjadi salah-satu pusaka di kraton Yogyakarta, bernama Kanjeng Kyai Ampilan.
.
>> Panahan = jemparingan
.
Panahan di bumi Mataram dikenal juga dg istilah Jemparingan (bahasa krama-inggil). Pada jaman dahulu dipakai untuk membela-diri, berburu binatang, berperang, dll. Uniknya, cara memanah jemparingan adalah dg memegang busur gendhewa secara melintang / horisontal; dan jemparing / anak-panahnya ditarik ke depan dada.
Saat Sri Sultan HamengkuBuwono ke-1 mendirikan Kasultanan Ngayogyakarta, panahan menjadi salah-satu mata pelajaran di Sekolah TAMANAN, sekolah yg Beliau dirikan di dalam keraton Yogyakarta.
Jemparingan yang awalnya untuk berperang, kemudian diubah menajdi alat /sarana untuk pembentukan karakter (character-building) warga Ngayogyakarta Adiningrat.
.
# Ada beberapa gagrag / gaya jemparingan di Yogyakarta :
Teknik jemparingan gaya lama, busur dipegang secara horisontal, mengincar wong-wongan / boneka jerami / bandhul TANPA diincar dg mata, melainkan dg mata-hati / rasa (baca: roso).
Itu sebabnya, jemparingan / manah, lebih dikenal sebagai olah-rasa dibandingkan sekedar olahraga / fisik.
Foto ini saya ambil saat Pengenalan jemparingan-mataraman gagrag MATARAM Ngayogyakarta, di Kagungan Dalem Bangsal KEMANDUNGAN, karaton Ngayogyakarta Adiningrat, 16 Januari 2019.
Tampak yg sedang mengenakan peci-hitam adalah KRT. H. Jatiningrat, SH. cucu alm. Sri Sultan HamengkuBuwono ke-VIII yang sekaligus menjadi penghageng di Tepas DWARAPURA Karaton Yogyakarta.
Di tengah mengenakan baju bergaris, adalah Kanjeng Joyodipuro, pengurus "GANDHEWA MATARAM", klub jemparingan-mataraman yang beranggotakan para Kanjeng & Abdi-Dalem Kraton Yogyakarta.
Yang sedang meng-gladhi adalah Alm. Kanjeng Praja, salah-satu penggladhi (pelatih) panahan di Kraton. Beliau sedang mengajarkan filosofi jemparingan mataraman gagrag Karaton Ngayogyakarta Adiningrat.
----
Admin www.Jemparingan.Com (depan sendiri berkaos tulisan LANGENASTRO), menjadi salahsatu peserta acara tersebut, mewakili klub Paseduluran Jemparingan LANGENASTRA, Yogyakarta
.
Atas ijin KRT. H. Jatiningrat, SH. selaku penghajeng klub jemparingan-mataraman Karaton Ngayogyakarta Adiningrat : "GANDHEWA MATARAM",
sekarang masyarakat umum / non Abdi-dalem juga diperkenankan belajar PANAHAN di kraton Yogyakarta.
sekarang masyarakat umum / non Abdi-dalem juga diperkenankan belajar PANAHAN di kraton Yogyakarta.
.
.
PERLU DIKETAHUI :
Di luar kraton Yogyakarta, banyak juga teknik panahan yg mirip gagrag / gaya kraton dg memegang busur gendhewa secara horisontal juga, seperti "
- jegulan : Jatinom Klaten
- paseran : Tulungagung
- pajher : Madura
- rancatan : Cirebon, Kuningan
- dll
Yang membedakan adalah : dalam belajar jemparingan-mataraman gagrag keraton Yogyakarta, TIDAK HANYA dilatih skill memanah saja, tapi juga adat-istiadat, sopan-santun, etika, dan budaya Jawa Mataram.
.
Di daerah-daerah mataraman di luar kraton, lebih diutamakan ke skill memanahnya saja.
.
.
.