Friday, June 23, 2017

Filosofi Jemparingan Mataraman - Ir. KMT. H. Prajaprawiraputra, APU (bag.2-3)

II. Jemparingan Mataraman


'
Jemparingan mataraman' merupakan 'Ajaran moral' dasar filosofi Pamenthanging Gandhewa - Pamanthenging Cipta', diciptakan oleh RM Sujana (Pangeran Mangkubumi), hakekatnya merupakan implementasi Ajaran leluhur Kanjeng Sultan Agung Hanyakrakusuma : 'Mangasah Mingising Budi - Memasuh Malaning Bumi - Hamemayu Hayuning Bawana' yang bersifat universal, guna membentuk watak Satriya. Karena diyakini bahwa orang yang berwatak Satriya itulah yang mampu melaksanakan Hamemayu Hayuning Bawana.

Dengan demikian 'Gladhi Jemparingan Mataraman' yakni mengajak melatih diri sendiri menjadi pribadi yang pandai, cerdas mengolah dimensi batin dan rasa, sehingga peka (lantip) perasaannya dan mampu membaca fenomena, bersikap Nyawiji - greget - sengguh - ora mingkuh, memiliki cita-cita idealisme, komitmen yang tinggi, integritas moral dan nurani yang bersih, yang mahir memanah dan titis mengenai sasaran.

Oleh karenanya semenjak zaman dulu setelah Perjanjian Giyanti (abad -17 zamanHB-I sampai abad 19 zaman HB-VIII dan HB-IX), jemparingan Mataram' terus lestari ditanamkan melalui pendidikan dan gladhen di Sekolah Tamanan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Pendidikan dan gladhenSekolah Tamanan meliputi lebih dari 10 jenis mata pelajaran & gladhen, yaitu jemparingan, joged mataram, karawitan, natah wayang kulit, agama islam, budi pekerti / tatakrama, tatabusana, naik kuda, perang watangan dan lain, tujuan utamanya khusus guna 'membangun watak Satriya' bagi para Putra dan Sentana Dalem, dalam kesatuan-persatuan yang golong-gilig dan mahir manah tepat (titis) pada sasaran.

III. Gladhen Manah / Jemparingan Mataraman

Di abad 20, khusus para Abdidalem Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kakung-putri, 'sudah nyawiji guyub silahturahim Gladhen Jemparingan Mataraman' di dalam kesatuan "Paguyuban Gandhewa Mataram", dengan greget dan sengguh ora mingkuh, tetap senang melakukan gladhen bertempat di Kagungan Dalem Kemandungan Kidul.

Pengajeng Paguyuban Gendhewa Mataram (KRT. H. Jatiningrat. SH) mulai merasa bangga , bahwa Gladhen Jemparingan Mataram memasuki tahun ke-4, sudah mengalami banyak kemajuan (berhasil mboyong tropy) dan secara perorangan semakin merasa 'ketagihan manah' (selalu hadir gladhen bersama, disetiap Jadwal 6x / bulan), meski keadaan cuaca kurang mendukung..

Meski 'rasa ketagihan manah' menurut pertimbangan perorangan berbeda-beda (sebagai hobi bersenang-senang silahturahmi, olahraga lansia, ikut-ikutan, untuk iseng daripada nganggur dirumah dan lain-lain), tetapi semua mempunyai tujuan yang sama, yakni: terus gigih berusaha menjadi 'mahir manah, titis menancapkan panah, dan berhasil mboyong tropy. Insya'allah semoga secara perorangan juga sudah ada yang bisa mulai nyuraos makna filosofisnya 'ajaran moral memanah' membentuk watak Satriya bagi dirinya sendiri (mulai terasa pada dirinya ada perubahan psikologis perilaku dalam kehidupan keseharian rumah-tangga).

Kegiatan "Gladhen Jemparingan Mataraman" dalam Gandhewa Mataram adalah : secara rutin berlatih manah / njemparing menurut jadwal gladhen yang sudah disepakati sebulan 6 kali atau 6 x 20/25 = 130 rambahan, diwaktu sore hari kalau perlu bisa gladhen di malam hari bulan Purnama.

Gladhen Manah / Jemparingan Mataram bagi Abdidalem di Kemandungan, yakni latihan manah bersama-sama, masing-masingsaling memperhatikan teman terdekat sebagai tuladha, tujuannya untuk berusaha menjadi 'mahir manah, titis menancapkan panah disasaran orang-orangan, dan berhasil mboyong Tropy, seperti berikut :
----

Filosofi Jemparingan 

Filosofi dalam jemparingan gaya Mataraman yaitu : Pamenthanging gandewa - Pamanthenging cipta.

klaten